Minggu, 09 Juli 2017

Pengertian Six Sigma dan Total Quality Control (TQM) serta Kelebihan dan Kekurangannya

Apa itu Six Sigma dan Total Quality Management(TQM). Kelebihan juga Kekurangannya


A.     Pengertian Six Sigma dan TQM 
Konsep Six Sigma


Six Sigma adalah suatu alat manajemen baru yang sangat terfokus terhadap pengendalian kualitas dengan mendalami sistem produksi perusahaan secara keseluruhan. Memiliki tujuan untuk menghilangkan cacat produksi, memangkas waktu pembuatan produk, dan mehilangkan biaya. Six sigma juga disebut sistem komprehensive - maksudnya adalah strategi, disiplin ilmu, dan alat - untuk mencapai dan mendukung kesuksesan bisnis. Six Sigma disebut strategi karena terfokus pada peningkatan kepuasan pelanggan, disebut disiplin ilmu karena mengikuti model formal,yaitu DMAIC ( Define, Measure, Analyze, Improve, Control ) dan alat karena digunakan bersamaan dengan yang lainnya, seperti Diagram Pareto(Pareto Chart) dan Histogram.
Six Sigma juga sering di simbolkan menjadi . Makin tinggi Sigma nya, semakin baik pula kualitasnya. Dengan kata lain, semakin tinggi Sigma nya semakin rendah pula tingkat kecacatan atau kegagalannya. 


Total Quality Management (TQM)




Total Quality Management didefinisikan sebagai konsep perbaikan yang dilakukan secara terus menerus, yang melibatkan semua karyawan di setiap level organisasi, untuk mencapai kualitas yang ‘exellent’ dalam semua aspek organisasi melalui proses manajemen (Dipietro,1993;Greg et al,1994). Pengertian TQM secara rinci (Handoko,1998):
Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus terhadap produk jasa, sumber daya manusia, proses dan lingkungannya. Sebab, berdasarkan TQM, tolok ukur keberhasilan usaha bertumpu pada kepuasan pelanggan atas barang atau jasa yang diterimanya.

1. Pengertian Total
Menunjukkan bahwa TQM merupakan strategi organisasional menyeluruh yang melibatkan semua jenjang dan jajaran manajemen dan karyawan. Setiap orang terlibat dalam proses TQM. Lebih lanjut, kata “total” berarti bahwa TQM mencakup tidak hanya pengguna akhir dan pembeli eksternal saja, tetapi juga pelanggan internal, pemasok bahkan personalia yang mendukung.

2. Pengertian Kualitas
Bukan berarti sekedar produk bebas cacat, tetapi TQM lebih menekankan pelayanan kualitas. Kualitas didefinisikan oleh pelanggan, bukan organisasi atau manajer departemen pengendalian kualitas. Kenyataan bahwa ekspektasi pelanggan bersifat individual, tergantung pada latar belakang sosial ekonomis dan karakteristik demografis, mempunyai implikasi penting : kualitas bagi seorang pelanggan mungkin tidak sama bagi pelanggan lain. Tantangan TQM adalah menyajikan kualitas bagi pelanggan.

3. Pengertian Manajemen
Mengandung arti bahwa TQM merupakan pendekatan manajemen, bukan pendekatan teknis pengendalian kualitas yang sempit. Pendekatan TQM sangat berorientasi pada manajemen orang. Implementasi TQM mensyaratkan berbagai perubahan organisasional dan manajerial total dan fundamental, yang mencakup misi, visi, orientasi strategic, dan berbagai praktek manajemen vital lainnya.



Perbedaan Six Sigma dan Total Quality Management (TQM)
Thomas Pyzdek, seorang konsultan implementasi Six Sigma dan penyusun buku "The Six Sigma Handbook", pada bulan Februari 2001, menjelaskan adanya perbedaan penting antara Six Sigma dan TQM yaitu, TQM hanya memberikan petunjuk secara umum (sesuai dengan istilah manajemen yang digunakan dalam TQM).[butuh rujukan] Petunjuk untuk TQM begitu umumnya sehingga hanya seorang pemimpin bisnis yang berbakat yang mampu menterjemahkan TQM dalam operasional sehari-hari.[butuh rujukan] Secara singkat, TQM hanya memberikan petunjuk filosofis tentang menjaga dan meningkatkan kualitas, tetapi sukar untuk membuktikan keberhasilan pencapaian peningkatan kualitas. Kemudian konsep Total Quality Control, pada tahun 1950, menunjukkan bahwa kualitas produk bisa ditingkatkan dengan cara memperpanjang jangkauan standar kualitas ke arah hulu, yaitu di area engineering dan purchasing. Akan tetapi ada beberapa kelemahan yang muncul pada pelaksanaan Total Quality Control yaitu:
1.      Terlalu fokus pada kualitas dan tidak memperhatikan isu bisnis kritis lainnya.
2.      Implementasi Total Quality Control menciptakan pemahaman bahwa masalah kualitas adalah masalahnya departemen Quality Control, padahal masalah kualitas biasanya berasal dari ketidakmampuan departemen lain dalam perusahaan yg sama.
3.      Penekanan umumnya pada standar minimum kualitas produk, bukan pada bagaimana meningkatkan kinerja produk.


B. Kelebihan dan Kekurangan Six Sigma

Kelebihan Six Sigma

1.      Six Sigma sebagai program kualitas juga sebagai tool untuk pemecahan masalah. Six sigmamenekankan aplikasi tool ini secara metodis dan sistematis yang akan dapat menghasilkan terobosan dalam peningkatan kualitas. Metodologi yang sistematis ini bersifat generik sehingga dapat diterapkan baik dalam industri manufaktur maupun jasa.

2.      Six Sigma juga dikatakan sebagai metode yang berfokus pada proses dan pencegahan cacat (defect) (Snee, 1999). Pencegahan cacat dilakukan dengan cara mengurangi variasi yang ada di dalam setiap proses dengan menggunakan teknik-teknik statistik yang sudah dikenal secara umum.

3.      Keuntungan dari penerapan Six Sigma berbeda untuk tiap perusahaan yang bersangkutan, tergantung pada usaha yang dijalankannya. Biasanya Six Sigma membawa perbaikan pada hal-hal berikut ini (Pande, Peter. 2000):
1. Pengurangan biaya
2. Perbaikan produktivitas
3. Pertumbuhan pangsa pasar
4. Retensi pelanggan
5. Pengurangan waktu siklus
6. Pengurangan cacat
7. Pengembangan produk / jasa


Kekurangan Six Sigma

1.      Phobia terhadap Statistik, maksudnya yaitu butuh waktu untuk mempelajari statistik yang menjadi dasar Six Sigma . Banyak orang yang langsung ‘takut’ mendengar kata statistik.

2.      Biaya Pelatihan, Sumber daya untuk memberi pelatihan kepada sejumlah orang bukan hanya biaya pelatihan tapi juga kegiatan yang terganggu atau harus digantikan oran lain. Dengan biaya puluhan bahkan dollar perusahaan besar yang mempunyai modal awal yang cukup untuk memulaiprogram Six Sigma ini.

3.      Pengukuran CTQ, sangat mudah untuk mengukur jumlah cacat pada produk hasil proses manufaktur. Tapi pada organisasi pemeri jasa membutuhkan lebih banyak pemikiran dan manipulasi untuk mendefisikan CTQ. Misalknya dengan penilaian subjektif (skala 1-10) untuk suatu atribut pelayanan. Jika nilai yang didapat kurang dari 5, maka pelayanan tersebut dianggao Cacat. Hasil yang didapat adalah kuran yang subjektif. Dengan mengubah vatas penentuan cacat tidaknya suatu pelayaan akan didpat level sigma yang berbeda tentang suatu operasi. Selain subjektivitas, CTQ juga terkadang tidak dapat mencerminkam kondisi yang sebenarnya. Misalnya CTQ sama dengan jumlah pesawat yang tinggal landas tepat wakt atau jumlah kecelakaan disuatu lokasi konstruksi. Ukuran ini tisak mengukur seberapa terlambat pesawar tersebut atau seberapa serius kecelakaan yang terjadi.

4.      Kurangnya pelatihan untuk menangani proses non manufaktur, metodologi yang diperkenalkan dalam pelatihan adalah yang umum dipakai dalam menangani masalah manufaktur yang kebanyakan mempunyai data-data kuantitatif. Meskipun telah mengikuti pelatihan Six Sigma, industri non manufaktur dengan karakteristik data kualitatis/atribut((misalnya hasil survei pelanggan, status pembayaran pelanggan) tidakdiperlengkapu dengan metodolodi yang tepat untuk menangani data semacam ini.

5.      Ketidakmampuan melihat secara sistem, penentuan tujuan per proyek menimbulka resiko pemikiran pelaku six sigma terkotak-kotak hanya pada proyel yang sedang dijalankan. Ini menyebabkan tidak tercapainya peningatan yang optimal. Dengan kata lain, yang tercapai adalah optimum lokal, bukan global




C. Kelebihan Dan Kekurangan Dari TQM (Total Quality Management)
Kelebihan TQM

1.      TQM tidak mempercayakan semata-mata pada perintah atasan yang memerintah, jaringan  dikembangkan secara multi-channel dan interaktip melalui suatu organisasi. Oleh  karena  itu,  TQM  adalah  penting  untuk  menetapkan  mata  rantai  kerjasama  di dalam  organisasi.  Transformational  Perubahan  terjadi  hanya  ketika  isu  yang  sulit, seperti anggaran, pabrikasi, pemasaran, distribusi dan seterusnya dicampur dengan isu yang  sederhana  seperti  nilai-nilai,  kultur,  visi,  gaya  kepemimpinan,  perilaku  inovatif dan seterusnya.

2.      Penerapan TQM merupakan suatu konsep yang menjawab semua kebutuhan masyarakat saat ini. Sehingga anatara keinginan dan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi oleh konsep ini.


3.      Penerapan TQM merupakan konsep yang mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemerintah untuk membangun bersama mutu pendidikan yang lebih maju dan sinergis. Sehingga, dengan adanya pemberdayaan seluruh komponen yang ada di Indonesia ini maka pendidikan yang bermutu tinggi bukan hanya sekedar impian akan tetapi kenyataan yang akan dibangun bersama.
Kelemahan TQM

1.      Kualitas sering merupakan aktivitas sampingan, terpisah dari isu kunci dari strategi usaha dan kinerja.

2.      Pada banyak organisasi, kualitas dirasakan bersifat temporer dan apabila pemimpin yang memprakarsainya meninggalkan perusahaan, kualitas kemudian diabaikan.

3.      Kebingungan terhadap TQM berasal dari kata kualitas itu sendiri.kata kualitas mempunyai banyak arti, tergantung dari bagaimana kita memandangnya.

4.      Banyak perusahaan yang membuat kualitas lebih kabur atau tida jelas dengan menetapkan tujuan yang tampak positif tanpa memilki cara untuk memonitor kemajuan pencapaian tujuan tersebut.
5.      TQM merupakan aktivitas yang bersifat hanya di dalam departemen-departemen di banyak perusahaan.

6.      TQM mengajarkan incremental atau perkembangan yang sedikit (small improvement), bukan perkembangan secara radikal (radical improvement) sehingga banyak pemimpin korporat tidak sabar setelah munculnya konsep reengineering. Reengineering adalah desain atau desain ulang bisnis yang mirip dengan process redesign, meskipun prakteknya mencakup skala yang lebih besar.

7.      Kebingungan terhadap TQM berasal dari kata kualitas itu sendiri.kata kualitas mempunyai banyak arti, tergantung dari bagaimana kita memandangnya. Kualitas merupakan suatu departemen yang ada dengan tanggung jawab khusus untuk pengendalian kualitas, di mana disiplin tersebut cenderung lebih berfokus kepada proses stabilisasi daripada memperbaiki proses. Ide keseluruhan dari filosofi kualitas juga membuat konsep secara keseluruhan tampak misterius bagi kebanyakan orang. 

8.      Banyak perusahaan yang membuat kualitas lebih kabur atau tida jelas dengan menetapkan tujuan yang tampak positif tanpa memilki cara untuk memonitor kemajuan pencapaian tujuan tersebut.

9.      TQM merupakan aktivitas yang bersifat hanya di dalam departemen-departemen di banyak perusahaan. Masing-masing departemen mempunyai kebijakannya secara sendiri-sendiri, sehingga tidak mencakup keseluruhan organisasi.


10.  TQM mengajarkan incremental atau perkembangan yang sedikit (small improvement), bukan perkembangan secara radikal (radical improvement) sehingga banyak pemimpin korporat tidak sabar setelah munculnya konsep reengineering. Reengineering adalah desain atau desain ulang bisnis yang mirip dengan process redesign, meskipun prakteknya mencakup skala yang lebih besar.

Sekian tulisan saya yang dikutip dari Wikipedia.com dan beberapa sumber pendukung, semoga bermanfaat!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar